Yang pernah pacaran, mungkin tau gimana rasanya menghadapi problem yang bertubi-tubi datang disuatu hubungan, apalagi hubungan itu masih ababil atau suatu hubungan itu masih beranjak satu bulan, dua bulan, atau tiga bulan, pokoknya hubungan itu masih dalam hitungan bulan. Problem yang dihadapi tidak lain dari kata kecemburuan dan kegoisan salah satu pihak. Problem itu bukan cuma dialami oleh orang pernah pacaran saja, tapi mereka yang tak merasakan kasih sayang seorang pacar juga merasakannya. Contohnya gini, Seorang jomblo yang jatuh cinta sama orang yang sudah memiliki pacar. Pasti kecemburuan si jomblo berterus-terusan karena keegoisan si jomblo yang masih tetap bertahan untuk menunggu orang yang sudah memiliki pacar sampe putus.
Hmm... Gue juga selalu dapat problem dihubungan percintaan gue yang masih ababil, makhlumin pacar gue masih anak sekolahan dan sedangkan gue orang yang sangat egois. Hubungan gue sama pacar gue sudah beranjak empat bulan. Dan hubungan kita selalu didatangi problem yang amat spele. Ntah kenapa problem yang amat spele itu selalu datang dan problem itu pun menjadi besar hingga kata putus hampir terlontarkan dimulut.
Hubungan percintaan gue dan pacar gue yang namanya Janatul Intan Lestari lagi menjalani hubungan jarak jauh, yang lebih dikenal dengan sebutan Long Distance Relationship dan disingkat menjadi LDR. Long Distance Relationship ini gue jalani hanya sementara waktu saja. Karna gue akan kembali ketempat dimana gue memulai kehidupan baru, kehidupan yang merubah kedisiplinan gue menjadi lebih baik lagi yaitu Kota Palembang. Gue pernah bercerita kenapa gue berada di kota palembang dan nggak perlu diceritakan lagi di tulisan gue yang satu ini, maaf hehe.
Problem yang gue hadapi dalam hubungan percintaan LDR ini hanya kecemburuan yang datang tiba-tiba, mungkin itu hanya karna ketidak percaannya gue terhadap pacar gue. LDR ini memang tidak mudah untuk dijalani kalo salah satu dari pihak atau kedua belah pihak sama-sama tidak percaya terhadap problem yang mereka hadapi.
Kepercayaan dan kejujuran sangat dibutuhkan pada saat LDR, walaupun LDRan nya cuma sementara waktu saja. Sekian Terima Kasih hehe :D
Otak Atik Keyboard
Lo punya kamera digital, lo ngaku jadi photograph. Lo punya alat musik, lo ngaku jadi anak band. Lo punya crayon, lo ngaku jadi pelukis. Sekarang gue punya cerita, lo mau bilang gue penulis? Tidak untuk saat ini.
Translate
Sabtu, 03 Mei 2014
Selasa, 29 April 2014
Pokoknya Surpraise
Moment terpaksa, suatu hal yang terjadi karna paksaan dan
itu sangat konyol untuk di ingat. Gue pernah ngerasain moment terpaksa, disaat
ulang tahun gue yang ke 17 tahun. Gue maksa sahabat gue untuk sms teman cewek
yang lumayan dekat sama gue, namanya Yunita. Isi sms nya kayak gini "Yun?
besokkan ulang tahun Andres, kita kasih surpraise yuk. Lo bawa kue, telur dan tepung kesekolah, oke. Seusai sekolah
kita ceplokin itu si Andres". Kalo ngingat-ngingat itu, sumpah gue malu.
Keesokkan hari nya, kue ulang tahun udah kasih ke gue dan telur, tepung belum diceplokin, eh Yunita dan salah satu dari sahabat gue yang namanya A.G udah pulang duluan. Hmm... Gue kepaksa ceplokin telur dan numpahin tepung ke kepala gue sendiri. Sial nya, itu tepung kutuan dan teman satu sekolah pada ngetawain gue. Dan gue bergegas pulang kerumah sama sahabat gue yang namanya Kausar. Sampe dirumah, gue lansung capcus kekamar mandi buat keramas hingga puluhan kali hehe.
Hmm... *pasang muka manyun* semua ke konyolan itu hanya terjadi di ulang tahun gue yang ke 17 tahun. Ulang tahun gue yang ke 18 tahun, gue malah dikerjain sama dua sahabat gue namanya A.G dan Kausar, teman gue namanya billy, dan pacar gue namanya Intan. Di ulang tahun gue yang ke 18, kata pacar gue, ia nggak bisa ngerayain ulang tahun gue, alasannya karna mau mudik ke kampung halaman nya. Dan sahabat gue, mereka cuek-cuek aja pada saat ulang tahun gue, apalagi teman gue, strees kayak orang gila hehe.
Disore hari, Gue, A.G, Kausar dan Billy lagi ngumpul dibasecamp untuk ngerjain tugas sekolah membuat desain dicoreldrow. Di basecamp A.G dan Kausar sibuk mencari gambar buat diedit dicoreldrow. Sedangkan gue? Gue disuruh pergi shopping beli kaset coreldrow, karna dilaptop nggak ada aplikasi coreldrow. Gue malas pergi sedirian, gue ngajak Billy untuk temani beli itu kaset. Gue dan Billy pergi ke mall yang lumayan jauh dari basecamp, demi untuk membeli kaset coreldrow.
Kaset udah didapatkan, gue dan Billy lansung pergi ke basecamp. Eh sesampai dibasecamp, gue ngeliat kue ulang tahun dimeja dan gue ngeliat pacar gue lagi duduk didekat kue. Gue kaget dengan semua itu. Karna yang gue tau, pacar gue pergi mudik, A.G dan Kausar cuek-cuek nggak jelas, dan Billy strees kayak orang gila hehe.
Keesokkan hari nya, kue ulang tahun udah kasih ke gue dan telur, tepung belum diceplokin, eh Yunita dan salah satu dari sahabat gue yang namanya A.G udah pulang duluan. Hmm... Gue kepaksa ceplokin telur dan numpahin tepung ke kepala gue sendiri. Sial nya, itu tepung kutuan dan teman satu sekolah pada ngetawain gue. Dan gue bergegas pulang kerumah sama sahabat gue yang namanya Kausar. Sampe dirumah, gue lansung capcus kekamar mandi buat keramas hingga puluhan kali hehe.
Hmm... *pasang muka manyun* semua ke konyolan itu hanya terjadi di ulang tahun gue yang ke 17 tahun. Ulang tahun gue yang ke 18 tahun, gue malah dikerjain sama dua sahabat gue namanya A.G dan Kausar, teman gue namanya billy, dan pacar gue namanya Intan. Di ulang tahun gue yang ke 18, kata pacar gue, ia nggak bisa ngerayain ulang tahun gue, alasannya karna mau mudik ke kampung halaman nya. Dan sahabat gue, mereka cuek-cuek aja pada saat ulang tahun gue, apalagi teman gue, strees kayak orang gila hehe.
Disore hari, Gue, A.G, Kausar dan Billy lagi ngumpul dibasecamp untuk ngerjain tugas sekolah membuat desain dicoreldrow. Di basecamp A.G dan Kausar sibuk mencari gambar buat diedit dicoreldrow. Sedangkan gue? Gue disuruh pergi shopping beli kaset coreldrow, karna dilaptop nggak ada aplikasi coreldrow. Gue malas pergi sedirian, gue ngajak Billy untuk temani beli itu kaset. Gue dan Billy pergi ke mall yang lumayan jauh dari basecamp, demi untuk membeli kaset coreldrow.
Kaset udah didapatkan, gue dan Billy lansung pergi ke basecamp. Eh sesampai dibasecamp, gue ngeliat kue ulang tahun dimeja dan gue ngeliat pacar gue lagi duduk didekat kue. Gue kaget dengan semua itu. Karna yang gue tau, pacar gue pergi mudik, A.G dan Kausar cuek-cuek nggak jelas, dan Billy strees kayak orang gila hehe.
Minggu, 27 April 2014
Diary for you
Lebih sudah dari tahun ku menghiasi hari-hariku tanpa kekasih dikota Palembang ini. Hingga ku letih untuk menjalani hari-hariku, tapi Tuhan berkehendak lain ditahun ini untuk diriku, Ia membibitkan benih cinta dihatiku. Dibenih cinta ini bertuliskan nama wanita yang belum ku kenal selama ini, yaitu Janatul Intan Lestari.
Kamulah wanita inspirasiku dicerita ini.
Ku merangkai cerita tentangmu yang tak mungkin terulang kembali dan akan menjadi kenangan dihidupku. Apakah cerita ini hanya akan menjadi kenangan semata?
Cerita yang ku rangkai ini berawal dari pertemuan singkat kita diacara ulang tahun mantanmu. Hmm... Diacara itu tuhan membibitkan benih cinta dihatiku. Dan ku sempat berangan-angan pada saat itu, ku ingin dirimu menjadi penghias dihatiku, dan menemani hari-hariku. Tapi semua angan-angan ku itu membuahkan hasil yang percuma. Hanya karna ku masih ragu dengan benih cinta yang ditanamkan oleh tuhan dihatiku. Apa itu benaran benih cinta? Itulah pertanyaan yang selalu membuatku bimbang untuk mengenalimu dan menjadikanmu kekasih dihidupku.
Hari demi hari hari, bulan demi bulan telah ku lalui bersama benih cinta yang selalu menerkamku. Ku mulai letih dengan semua ini, benih cinta yang terus-terusan menerkamku hingga ku terpuruk rapuh.
Ku tidak menyalahkan benih cinta ini, tapi ku menyalahkan diriku yang amat bodoh ini. Iya, aku sangatlah bodoh! yang rela membiarkan benih cinta menerkamku hingga detak jantungku seakan berhenti.
Kapankah benih cinta ini tidak menerkamku lagi? Esokkah?
18 Desember, ku memberanikan diri untuk mendekatimu dan memperhatikanmu untuk menunjukan bahwa ku cinta dirimu. Tapi dirimu tak menunjukan rasa cinta kepadaku. Ku merasakan sakit yang begitu dalam. Benih cintaku serasa mulai layu. Tapi terus berusaha mendekatimu dengan semua cara yang ku bisa. Dan akhirnya...
Tanggal 25 Desember 2013 benih cintaku ternaman erat dihatimu, dan menjadi pohon penyejuk hati kita berdua.
Kamulah wanita inspirasiku dicerita ini.
Ku merangkai cerita tentangmu yang tak mungkin terulang kembali dan akan menjadi kenangan dihidupku. Apakah cerita ini hanya akan menjadi kenangan semata?
Cerita yang ku rangkai ini berawal dari pertemuan singkat kita diacara ulang tahun mantanmu. Hmm... Diacara itu tuhan membibitkan benih cinta dihatiku. Dan ku sempat berangan-angan pada saat itu, ku ingin dirimu menjadi penghias dihatiku, dan menemani hari-hariku. Tapi semua angan-angan ku itu membuahkan hasil yang percuma. Hanya karna ku masih ragu dengan benih cinta yang ditanamkan oleh tuhan dihatiku. Apa itu benaran benih cinta? Itulah pertanyaan yang selalu membuatku bimbang untuk mengenalimu dan menjadikanmu kekasih dihidupku.
Hari demi hari hari, bulan demi bulan telah ku lalui bersama benih cinta yang selalu menerkamku. Ku mulai letih dengan semua ini, benih cinta yang terus-terusan menerkamku hingga ku terpuruk rapuh.
Ku tidak menyalahkan benih cinta ini, tapi ku menyalahkan diriku yang amat bodoh ini. Iya, aku sangatlah bodoh! yang rela membiarkan benih cinta menerkamku hingga detak jantungku seakan berhenti.
Kapankah benih cinta ini tidak menerkamku lagi? Esokkah?
18 Desember, ku memberanikan diri untuk mendekatimu dan memperhatikanmu untuk menunjukan bahwa ku cinta dirimu. Tapi dirimu tak menunjukan rasa cinta kepadaku. Ku merasakan sakit yang begitu dalam. Benih cintaku serasa mulai layu. Tapi terus berusaha mendekatimu dengan semua cara yang ku bisa. Dan akhirnya...
Tanggal 25 Desember 2013 benih cintaku ternaman erat dihatimu, dan menjadi pohon penyejuk hati kita berdua.
Tiga Pasangan Homo
Masih ingat sama cerita gue yang lalu? yang judulnya "Lebih Dari Cukup". Dicerita itu gue tuliskan (Nama gue Andres Trio Danif, biasa dipanggil "Andres" kalo di Kota
Padang, biasa di panggil "Uda" kalo di Kota Palembang, dan biasa
dipanggil "Sayang" sama pacar). Baca tulisan yang ditebalkan.
Iya, gue biasa dipanggil dengan sebutan "uda" kalo dikota Palembang, soalnya gue berasal dari kota Padang. Gue hijrah kekota Palembang buat ngelanjutin sekolah S3 (SMA) gue disana. Soalnya kata kedua orang tua gue, gue nggak ngelanjutin S3 dikota Padang lagi, apalagi di SMAN 1 Painan (sumbar), gue di DropOut dari sekolahan itu. Yah, gue kepaksa buat ngelanjutinnya di kota Palembang. Gue kekota Palembang sewaktu gue masih grade II.
Hmm... Awalnya sih gue selalu nangis saat dikota Palembang, aduuh cengeng deh hehe. Bukan karna gue cengeng, tapi karna gue belum terbiasa buat pisah dari kedua orang tua gue. Kedua orang tua gue, termasuk kakak, abang dan adek tetap tinggal dikota Padang, Sedangkan gue? Gue tinggal sama adik dari nyokap gue.
Setiap tengah malam, gue selalu nangis kayak kuntilanak yang sedang mencari anaknya hehe. Kalo mentari pagi udah menyinari, kasur di kamar gue selalu basah, bukan karna tangisan, tapi karna ngompol semalam, ini cius loh hehe. Sebenarnya gue malu buat nuliskan aib gue cerita ini, tapi nggak apa-apa lah buat fans-fans blog gue, ciee hehe.
Dua bulan telah gue lalui hari dikota Palembang ini, dan gue udah memiliki banyak teman, tapi cuma dua orang teman yang begitu dekat sama gue. Yang satu namanya A.G Guntur Alam, ciri-cirinya tinggi, putih, ganteng dan suka modusin orang, dan yang satunya lagi namanya M.Purnama Kausar, ciri-cirinya hitam manis, lumayan tinggi, jerawatan, ompong dibagian gigi tengah dan bisa dimasukin satu pulpen di bagian gigi tengannya itu hehe. Cuma mereka berdua yang temani hari-hari gue saat dikota Palembang.
Satu tahun telah gue lalui dikota Palembang, A.G dan Kausar sekarang bukan teman gue lagi, melainkan mereka adalah sabahat buat gue. Kami selalu bertiga, kemana pergi selalu bertiga, dan ketoilet aja bertiga, jangan negativ dulu! soalnya yang dua lagi nunggu diluar, bukan ketiganya masuk kedalam ruangan kecil sempit kayak gitu, tapi mungkin aja kali yah hehe.
Selama satu tahun disana, dan sampe sekarang, banyak orang yang ngasih nama lain buat kami bertiga, yaitu ThreeAngel, BoyBand, TigaSerangkai dan masih banyak lagi, tapi karna kami selalu bertiga dan ketiga-tiganya jomblo, ada yang ngasih nama lain buat kami bertiga "TigaPasanganHomo". Kami bukan lelaki homo, tapi kami spesies manusia yang belum diberikan Jodoh.
Iya, gue biasa dipanggil dengan sebutan "uda" kalo dikota Palembang, soalnya gue berasal dari kota Padang. Gue hijrah kekota Palembang buat ngelanjutin sekolah S3 (SMA) gue disana. Soalnya kata kedua orang tua gue, gue nggak ngelanjutin S3 dikota Padang lagi, apalagi di SMAN 1 Painan (sumbar), gue di DropOut dari sekolahan itu. Yah, gue kepaksa buat ngelanjutinnya di kota Palembang. Gue kekota Palembang sewaktu gue masih grade II.
Hmm... Awalnya sih gue selalu nangis saat dikota Palembang, aduuh cengeng deh hehe. Bukan karna gue cengeng, tapi karna gue belum terbiasa buat pisah dari kedua orang tua gue. Kedua orang tua gue, termasuk kakak, abang dan adek tetap tinggal dikota Padang, Sedangkan gue? Gue tinggal sama adik dari nyokap gue.
Setiap tengah malam, gue selalu nangis kayak kuntilanak yang sedang mencari anaknya hehe. Kalo mentari pagi udah menyinari, kasur di kamar gue selalu basah, bukan karna tangisan, tapi karna ngompol semalam, ini cius loh hehe. Sebenarnya gue malu buat nuliskan aib gue cerita ini, tapi nggak apa-apa lah buat fans-fans blog gue, ciee hehe.
Dua bulan telah gue lalui hari dikota Palembang ini, dan gue udah memiliki banyak teman, tapi cuma dua orang teman yang begitu dekat sama gue. Yang satu namanya A.G Guntur Alam, ciri-cirinya tinggi, putih, ganteng dan suka modusin orang, dan yang satunya lagi namanya M.Purnama Kausar, ciri-cirinya hitam manis, lumayan tinggi, jerawatan, ompong dibagian gigi tengah dan bisa dimasukin satu pulpen di bagian gigi tengannya itu hehe. Cuma mereka berdua yang temani hari-hari gue saat dikota Palembang.
Satu tahun telah gue lalui dikota Palembang, A.G dan Kausar sekarang bukan teman gue lagi, melainkan mereka adalah sabahat buat gue. Kami selalu bertiga, kemana pergi selalu bertiga, dan ketoilet aja bertiga, jangan negativ dulu! soalnya yang dua lagi nunggu diluar, bukan ketiganya masuk kedalam ruangan kecil sempit kayak gitu, tapi mungkin aja kali yah hehe.
Selama satu tahun disana, dan sampe sekarang, banyak orang yang ngasih nama lain buat kami bertiga, yaitu ThreeAngel, BoyBand, TigaSerangkai dan masih banyak lagi, tapi karna kami selalu bertiga dan ketiga-tiganya jomblo, ada yang ngasih nama lain buat kami bertiga "TigaPasanganHomo". Kami bukan lelaki homo, tapi kami spesies manusia yang belum diberikan Jodoh.
Senin, 21 April 2014
Jerih Payah Setahun
Pagi yang cerah, suara burung berkicau seakan bernyanyi. Gue
bangun dengan rasa galau, karna hari ini, hari penentuan yang
ditunggu-tunggu anak sekolahan, yaitu hari kenaikkan kelas.
Gue bergegas mandi, pake seragam putih abu-abu, dan yang terakhir sarapan.
Tepat jam 06.30, gue pamit sama kedua orang tua gue dan mohon do'a agar gue naik kekelas XI. Gue pun berangkat kesekolah mengendarai motor matic kesayangan gue.
Gue pun sampai digerbang sekolah gue, yaitu SMAN 1 Painan (sumbar), gue melihat kerumunan siswa didalam sekolah, kayaknya sih mereka lagi bercerita tentang kenaikkan kelas.
Gue pun sampai ditepi lapangan basket, gue duduk ditemani sebatang pohon besar ditepi lapangan ini dan gue memerhatikan teman gue dan kakak-kakak kelas yang lagi asik bermain basket. Gue melamun dan berpikir ditepi lapangan ini "Andaikan hari ini, hari penentuan mereka mati, apa mereka masih sempat berkumpul dan bermain?". Selang beberapa menit gue melamun, ada cewek yang menghampiri gue, namanya cewek itu putry, dia kembang disekolahan gue. Putry ini sangat cantik, baik, suka tersenyum, pokoknya perfect deh. "Hai ndres, ngapain lo melamun? ntar kesurupan loh hehe" Gue kaget dan gue monoleh kesebelah gue "Eh putry, kesurupan? setan mana yang mau masuk ketubuh gue, jangankan masuk! liat wajah gue setannya udah kabur duluan hehe" Kami berdua ketawa dan putry nanya-nanya sama gue kayak jurnalis yang lagi mencari berita buat majalahnya "Btw, gimana pendapat lo tentang hari ini?" "Hm.. baik-baik aja" jawab gue. Putry kembali menjelaskan pertanyaannya tadi "Maksud gue bukan gitu, sekarangkan hari penentuan lo dan gue naik kekelas selanjutnya, jadi kalo seandainnya lo nggak naik gimana?". Ya tuhan! pertanyaan ini kembali terdengar ditelinga gue "Kalo gue nggak naik? gue akan bunuh lo, biar gue nggak mendengar pertanyaan dari lo lagi hehe, ini ciyus loh!" Putry kaget mendengar perkataan dari gue "Haa? kenapa begitu?" "Lagian pernyaan lo buat gue takut, gue serasa ditanya sama malaikat hari ini hehe" sahut gue. Kami berdua kembali tertawa. Pembicaraan kami terhenti karna bokap gue calling gue dan nanya gue lagi dimana, soalnya bokap gue udah digerbang sekolah untuk mengambil rapot gue. Karna rapot harus orang tua siswa atau wali siswa yang mengambilnya. Bokap pun menghampiri gue ditepi lapangan basket "Dikelas mana pembagian rapot ndres?" tanya bokap gue. "Nggak tau" sahut gue. Gue pun nanya sama putry yang masih setia menemani gue disini "Put? kelas X.3 pembagian rapotnya dimana ya?" "Hmm.. dimana ya, kayak tetap dikelas X.3 itu deh" sahut putry. "Oh, tunggu bentar ya put, gue mau ngantar bokap gue kekelas dulu" Sahut gue sambil ngajak bokap kekelas X.3. Gue dan bokap berjalan menuju kelas X.3. Sesampai disana, kelas gue udah penuh dengan bapak-bapak, ibu-ibu, sampe kakek nenek yang bergaya ala anak muda pun juga ada dikelas gue hehe. Bokap gue pun masuk kekelas itu. Dan gue lansung pergi kelapangan basket ditempat gue duduk tadi, rupanya putry masih ada ditepi lanpangan itu yang lagi duduk sendirian. Gue menghampiri putry. Kami kembali bercerita, ketawa dan galau-galauan memikirkan hasil jerih payah kami selama satu tahun. Apakah beranjak kekelas selanjutnya?
Gue dan putry nggak menyadari kalo udah satu jam bercerita, ketawa dan galau-galauan ditepi lapangan basket ini. Putry pun pamit sama gue, buat menghampiri orang tua nya, putry pun berjalan meninggalkan gue sendiri disini.
Gue tetap duduk dilapangan ini, meskipun ditemani sebatang pohon besar. Gue melihat keramaian anak sekolah disetiap kelas. Mereka hanya berdiri diluar kelas melihat orang tuanya atau wali siswanya yang lagi mengambil rapot mereka.
Kayaknya pembagaian lapor udah selesai. Gue memperhatikan satu-persatu dari mereka, gue melihat ada yang menangis, ada yang senang, dan ada yang teriak-teriak histeris melompat-lompat sambil tangan dikepalkan keatas kayak lagi nonton konser metal hehe. Hmm.. Gue nggak tau gimana ekspresi gue saat melihat rapot nanti, menangiskah? senangkah? atau kayak orang lagi nonton konser metal?
Rupanya benar dugaan gue, pembagian rapot udah slesai, karna bokap gue menghampiri gue yang lagi melamun melihat keramaian anak sekolah didampingi orang tua atau wali mereka. Bokap gue melihatkan hasil rapot ke gue dengan raut wajah yang amat kecewa. Gue mengambil rapot itu dari tangan orang tua gue. Gue cemas dengan raut wajah orang tua gue. Apa gue nggak naik?
Hmm, perlahan-lahan gue mencoba melihat hasil dari jerih payah gue selama satu tahun. Alhamdulillah... gue naik kekelas selanjutnya, tapi dengan nilai yang lumayan anjlok.
Semua ekspresi gue lontarkan sambil memeluk bokap gue. Gue teriak-teriak histeris kayak orang gila, bukan kayak orang lagi nonton konsel metal hehe. "Yeeeaaaarrrrrgggghhhhh"
Gue bergegas mandi, pake seragam putih abu-abu, dan yang terakhir sarapan.
Tepat jam 06.30, gue pamit sama kedua orang tua gue dan mohon do'a agar gue naik kekelas XI. Gue pun berangkat kesekolah mengendarai motor matic kesayangan gue.
Gue pun sampai digerbang sekolah gue, yaitu SMAN 1 Painan (sumbar), gue melihat kerumunan siswa didalam sekolah, kayaknya sih mereka lagi bercerita tentang kenaikkan kelas.
Gue lansung keparkiran sekolah dan memakirkan motor matic
kesayangan gue. Gue pun berjalan mengelilingi sekolah untuk mencari
teman yang satu kelas sama gue. Nggak ada satupun yang gue temui. Gue
pun melanjutkan perjalanan menuju kantin yang tidak terlalu jauh dari
tempat gue berdiri sekarang. Gue duduk dikantin ini sendirian, gue memesan
secangkir pop ice rasa vanila blue biar untuk menghulangi rasa bosan
duduk sendirian dikantin ini. Pop ice yang gue pesan selesai, ibu kantin
meletakan pop ice itu dimeja gue dan sambil bertanya ke gue "Gimana perasaannya hari ini nak?". Gue pun spontan menjawab "Deg-degkan". Ibu ini kembali nanya sama gue "Yakin nggak kalau kamu naik kekelas selanjutnya?" Gue cuma menjawab apa adanya "Optimis aja buk".
Ibu kantin ini nanya lagi sama gue dengan tempat yang berbeda, yang
tadinya dihadapan gue, tapi sekarang ia nanya sambil berjalan menuju
pintu kantin dan melihat siswa yang berada dilapangan "Kalo seandainya nggak naik gimana?".
Gue terdiam mendengar pertanyaan ibu kantin ini. Ini pertanyaan yang
nggak ingin gue dengar hari ini, pertanyaan ibu kantin ini ngalahin
pertanyaan dari malaikat yang akan nanya gue dialam kubur nanti hehe. Gue
menjawab pertanyaan dari ibu kantin sambil berjalan menuju ibu kantin
yang lagi asik melihat anak sekolah dilapangan. Dan gue pun membayar pop
ice yang gue pesan tadi "Kalo nggak naik? bunuh diri aja lagi buk, biar nggak dengar pertanyaan ibu lagi hehe"
Ibu kantin itu cuma tertawa mendengar jawaban dari gue. Gue pun
berjalan kelapangan sekolah yang lumayan jauh dari kantin, gue melihat
teman-teman yang satu kelas dengan gue disana, gue menghampiri mereka.
Sesampai dilapangan tepatnya ditempat teman-teman gue yang lagi
berkumpul, gue lansung menyapa mereka "Hai?" Semuanya melirik kearah gue dan salah satu dari mereka kaget melihat kehadiran gue "Eh andres, masih hidup lo ndres? kemana aja lo selama nggak masuk sekolah? bolos?".
Hmm... Gue hanya tersenyum dan nggak menjawab pertanyaannya, mereka
kembali bercerita tanpa mengajak gue. Gue pun kembali berjalan
kelapangan sebelah, yaitu lapangan basket, disana gue juga melihat teman
yang satu kelas sama gue yang lagi asik bermain basket sama kakak-kakak
kelas.
Gue pun sampai ditepi lapangan basket, gue duduk ditemani sebatang pohon besar ditepi lapangan ini dan gue memerhatikan teman gue dan kakak-kakak kelas yang lagi asik bermain basket. Gue melamun dan berpikir ditepi lapangan ini "Andaikan hari ini, hari penentuan mereka mati, apa mereka masih sempat berkumpul dan bermain?". Selang beberapa menit gue melamun, ada cewek yang menghampiri gue, namanya cewek itu putry, dia kembang disekolahan gue. Putry ini sangat cantik, baik, suka tersenyum, pokoknya perfect deh. "Hai ndres, ngapain lo melamun? ntar kesurupan loh hehe" Gue kaget dan gue monoleh kesebelah gue "Eh putry, kesurupan? setan mana yang mau masuk ketubuh gue, jangankan masuk! liat wajah gue setannya udah kabur duluan hehe" Kami berdua ketawa dan putry nanya-nanya sama gue kayak jurnalis yang lagi mencari berita buat majalahnya "Btw, gimana pendapat lo tentang hari ini?" "Hm.. baik-baik aja" jawab gue. Putry kembali menjelaskan pertanyaannya tadi "Maksud gue bukan gitu, sekarangkan hari penentuan lo dan gue naik kekelas selanjutnya, jadi kalo seandainnya lo nggak naik gimana?". Ya tuhan! pertanyaan ini kembali terdengar ditelinga gue "Kalo gue nggak naik? gue akan bunuh lo, biar gue nggak mendengar pertanyaan dari lo lagi hehe, ini ciyus loh!" Putry kaget mendengar perkataan dari gue "Haa? kenapa begitu?" "Lagian pernyaan lo buat gue takut, gue serasa ditanya sama malaikat hari ini hehe" sahut gue. Kami berdua kembali tertawa. Pembicaraan kami terhenti karna bokap gue calling gue dan nanya gue lagi dimana, soalnya bokap gue udah digerbang sekolah untuk mengambil rapot gue. Karna rapot harus orang tua siswa atau wali siswa yang mengambilnya. Bokap pun menghampiri gue ditepi lapangan basket "Dikelas mana pembagian rapot ndres?" tanya bokap gue. "Nggak tau" sahut gue. Gue pun nanya sama putry yang masih setia menemani gue disini "Put? kelas X.3 pembagian rapotnya dimana ya?" "Hmm.. dimana ya, kayak tetap dikelas X.3 itu deh" sahut putry. "Oh, tunggu bentar ya put, gue mau ngantar bokap gue kekelas dulu" Sahut gue sambil ngajak bokap kekelas X.3. Gue dan bokap berjalan menuju kelas X.3. Sesampai disana, kelas gue udah penuh dengan bapak-bapak, ibu-ibu, sampe kakek nenek yang bergaya ala anak muda pun juga ada dikelas gue hehe. Bokap gue pun masuk kekelas itu. Dan gue lansung pergi kelapangan basket ditempat gue duduk tadi, rupanya putry masih ada ditepi lanpangan itu yang lagi duduk sendirian. Gue menghampiri putry. Kami kembali bercerita, ketawa dan galau-galauan memikirkan hasil jerih payah kami selama satu tahun. Apakah beranjak kekelas selanjutnya?
Gue dan putry nggak menyadari kalo udah satu jam bercerita, ketawa dan galau-galauan ditepi lapangan basket ini. Putry pun pamit sama gue, buat menghampiri orang tua nya, putry pun berjalan meninggalkan gue sendiri disini.
Gue tetap duduk dilapangan ini, meskipun ditemani sebatang pohon besar. Gue melihat keramaian anak sekolah disetiap kelas. Mereka hanya berdiri diluar kelas melihat orang tuanya atau wali siswanya yang lagi mengambil rapot mereka.
Kayaknya pembagaian lapor udah selesai. Gue memperhatikan satu-persatu dari mereka, gue melihat ada yang menangis, ada yang senang, dan ada yang teriak-teriak histeris melompat-lompat sambil tangan dikepalkan keatas kayak lagi nonton konser metal hehe. Hmm.. Gue nggak tau gimana ekspresi gue saat melihat rapot nanti, menangiskah? senangkah? atau kayak orang lagi nonton konser metal?
Rupanya benar dugaan gue, pembagian rapot udah slesai, karna bokap gue menghampiri gue yang lagi melamun melihat keramaian anak sekolah didampingi orang tua atau wali mereka. Bokap gue melihatkan hasil rapot ke gue dengan raut wajah yang amat kecewa. Gue mengambil rapot itu dari tangan orang tua gue. Gue cemas dengan raut wajah orang tua gue. Apa gue nggak naik?
Hmm, perlahan-lahan gue mencoba melihat hasil dari jerih payah gue selama satu tahun. Alhamdulillah... gue naik kekelas selanjutnya, tapi dengan nilai yang lumayan anjlok.
Semua ekspresi gue lontarkan sambil memeluk bokap gue. Gue teriak-teriak histeris kayak orang gila, bukan kayak orang lagi nonton konsel metal hehe. "Yeeeaaaarrrrrgggghhhhh"
Ngejailin malah dapat sialnya
Nggak semua film horor itu menakutkan, buktinya gue dan ayah ketawa sampe keringat dingin membahasi tubuh. Lo nggak perlu tau judul itu film horor, cukup baca cerita ini mungkin lo bakalan tau sama itu film.
Tengah malam, pukul 23.59, gue dan ayah lagi asyik nonton film horor via CD Player. Makhlumin nggak ada uang buat ke bioskop hehe. Film yang gue nonton bersama ayah itu ada pocong pake kain kafan pink dan salah satu bintang filmnya pelawak dari OVJ.
Filmnya sih nggak seserem wajah gue, tapi gue merasa takut untuk tidur sendirian, karna suara petir yang menyambar penjuru kota, suara hujan yang amat bising ditelinga gue, dan tiupan angin yang membuat bulu kuduk gue berdiri. Gue nggak bisa tidur hingga berjam-jam, semua usaha udah gue lakukan agar bisa tidur, dari menghitung domba sampe menghitung kecepatan detak jantung gue. Gue menyerah, gue ketakutan, dan akhirnya gue melambaikan tangan kekamera *eh.
Dari pada gue mati ketakutan, mendingan gue ngesot menuju kamar ayah. Gue ngetok pintu kamar ayah sampe berkali-kali, tapi ayah nggak membukakan pintu kamarnya buat gue. Dan gue kembali ngesot kekamar gue. "AAAAAAAA......" Gue berteriak ketakutan. Gue melihat sosok pocong dijendela kamar gue, gue berlari keluar rumah, tapi ngapain gue keluar rumah, itu pocong ada diluar, mau nemui pocong? Tidaaaaaak! Dan gue kembali masuk rumah, gue bergegas mengunci setiap pintu yang ada dirumah.
"Ayaaah.. Ayaaah.. Ayaaah?" teriak gue berkali-kali. Tapi teriakkan gue nggak disahut sedikitpun oleh ayah. Gue takut dirumah sendirian, gue kepengen pergi dari rumah ini, tapi gue takut, ntar rumah gue kemalingan hehe.
Jam sudah menunjukan pukul 03.00 dini hari, suara petir dan hujan nggak terdengar lagi ditelinga gue. Rasa takut udah sedikit mulai berkurang, dan kantuk udah menghampiri gue. Gue tertidur pulas diruang TV. Gue terbangun pukul 09.00 pagi, gue nyari-nyari ayah yang semalam menghilang ntah kemana. Hmm, setiap ruang termasuk kamar ayah udah gue cari, tapi ayah masih nggak ketemu. Gue liat setiap pintu, masih terkunci rapat, nggak mungkin ayah keluar dari rumah ini. Gue cemas dan sedikit menangis, gue keluar rumah buat tenangin rasa cemas gue ini. Eh, para tetangga ramai diluar pagar ngeliat rumah gue, tepatnya melihat ke pojok rumah gue. "aaaa..." teriak kecil gue, dipojok rumah gue ada pocong lagi tertidur, kayaknya sih pocong semalam, ngapain tidur disana ya? Hmm.. mungkin itu pocong kedinginan dan tertidur dihalaman rumah gue. Gue menghampiri itu pocong dengan rasa takut dan percaya diri. Dan gue melirik kearah wajah itu pocong, fiuuuhh.. akhirnya orang yang gue cari dari semalam ketemu. Iya benar, pocong itu adalah ayah gue. Kayaknya ayah mau ngejailin gue pake seragam ala pocong. Eh malah ayah yang dapat sialnya hehe. Rasain lo yah, emang enak hehe.
Tengah malam, pukul 23.59, gue dan ayah lagi asyik nonton film horor via CD Player. Makhlumin nggak ada uang buat ke bioskop hehe. Film yang gue nonton bersama ayah itu ada pocong pake kain kafan pink dan salah satu bintang filmnya pelawak dari OVJ.
Filmnya sih nggak seserem wajah gue, tapi gue merasa takut untuk tidur sendirian, karna suara petir yang menyambar penjuru kota, suara hujan yang amat bising ditelinga gue, dan tiupan angin yang membuat bulu kuduk gue berdiri. Gue nggak bisa tidur hingga berjam-jam, semua usaha udah gue lakukan agar bisa tidur, dari menghitung domba sampe menghitung kecepatan detak jantung gue. Gue menyerah, gue ketakutan, dan akhirnya gue melambaikan tangan kekamera *eh.
Dari pada gue mati ketakutan, mendingan gue ngesot menuju kamar ayah. Gue ngetok pintu kamar ayah sampe berkali-kali, tapi ayah nggak membukakan pintu kamarnya buat gue. Dan gue kembali ngesot kekamar gue. "AAAAAAAA......" Gue berteriak ketakutan. Gue melihat sosok pocong dijendela kamar gue, gue berlari keluar rumah, tapi ngapain gue keluar rumah, itu pocong ada diluar, mau nemui pocong? Tidaaaaaak! Dan gue kembali masuk rumah, gue bergegas mengunci setiap pintu yang ada dirumah.
"Ayaaah.. Ayaaah.. Ayaaah?" teriak gue berkali-kali. Tapi teriakkan gue nggak disahut sedikitpun oleh ayah. Gue takut dirumah sendirian, gue kepengen pergi dari rumah ini, tapi gue takut, ntar rumah gue kemalingan hehe.
Jam sudah menunjukan pukul 03.00 dini hari, suara petir dan hujan nggak terdengar lagi ditelinga gue. Rasa takut udah sedikit mulai berkurang, dan kantuk udah menghampiri gue. Gue tertidur pulas diruang TV. Gue terbangun pukul 09.00 pagi, gue nyari-nyari ayah yang semalam menghilang ntah kemana. Hmm, setiap ruang termasuk kamar ayah udah gue cari, tapi ayah masih nggak ketemu. Gue liat setiap pintu, masih terkunci rapat, nggak mungkin ayah keluar dari rumah ini. Gue cemas dan sedikit menangis, gue keluar rumah buat tenangin rasa cemas gue ini. Eh, para tetangga ramai diluar pagar ngeliat rumah gue, tepatnya melihat ke pojok rumah gue. "aaaa..." teriak kecil gue, dipojok rumah gue ada pocong lagi tertidur, kayaknya sih pocong semalam, ngapain tidur disana ya? Hmm.. mungkin itu pocong kedinginan dan tertidur dihalaman rumah gue. Gue menghampiri itu pocong dengan rasa takut dan percaya diri. Dan gue melirik kearah wajah itu pocong, fiuuuhh.. akhirnya orang yang gue cari dari semalam ketemu. Iya benar, pocong itu adalah ayah gue. Kayaknya ayah mau ngejailin gue pake seragam ala pocong. Eh malah ayah yang dapat sialnya hehe. Rasain lo yah, emang enak hehe.
Ngejailin Anak Sendiri
Ayah? iya ayah, manusia yang suka nya banting tulang, tulang kok banting hehe. Ayah adalah pahlawan dihidup gue, karna ayah rela mengorbankan letihnya agar gue terproduksi sempurna. Tapi alangkah malangnya nasib gue, pas gue dikeluarin dari perut mama gue, jidat gue tidak sempurna, jidat gue lebar kayak lapangan bola hehe. Tapi gue tetap merasa bangga, meskipun jidat gue lebar, gue tetap keliatan kece, dan gue bakalan tetap bangga karna masih banyak orang diluar sana yang jidatnya lebih lebar dari jidat gue. Eh.. eh.. sekarang bukan saatnya ngebahas jidat!
Ayah, setiap orang pasti anak pasti ada ayah, kecuali nabi. Jadi lo pada tau dong karakter ayah lo masing-masing. Kalo ayah gue orangnya jail, hobby nya ngejailin orang mulu. Gue pernah dijailin sama ayah, begini ceritanya :
Minggu pagi, pukul 07:00 wib. Gue dibangunin ayah "Andres, bangun! Sekolah! Udah jam 7" Gue kaget stengah mati, gue bergegas ke kamar mandi, dan trus pake seragam sekolah dan capsusss... pergi kesekolah. Tepat di gerbang SMAN 1 Painan (sumbar). Gue bingung "kenapa sepi?". Gue pun melangkah kekantin sekolah, eh kantinnya juga nggak buka. Gue melamun dipintu kantin, Dan Akhirnya gue dihipnotis oleh para setan hihihihi *ketawasetan* Setan-setan menghipnotis gue agar pergi ke warnet terdekat. Gue ngikuti perintah dari setan-setan sialan itu, ya dari pada pulang kerumah, uang jajannya ditarik kembali sama ayah.
Tiga jam telah gue lalui diwarnet ini, dan gue pun pulang kerumah. Gue disambut meriah oleh ayah didepan pintu rumah "Kok pulang cepat?" tanya ayah. Gue menjawab gugup "eeh.. aa..nuu.. Gurunya lagi rapat, jadi siswa disuruh pulang duluan. "Oh gitu ya, kamu sadar nggak ndres?" tanya ayah lagi. Gue kembali bingung "Sadar apa?". "Ini hari minggu BEGO', kemana aja lo baru pulang sekarang, udah berani bohongi ayah ya?!". Fiuuuuuhhhhh... gue bergegas masuk rumah dan berlari masuk kamar.
Ayah, setiap orang pasti anak pasti ada ayah, kecuali nabi. Jadi lo pada tau dong karakter ayah lo masing-masing. Kalo ayah gue orangnya jail, hobby nya ngejailin orang mulu. Gue pernah dijailin sama ayah, begini ceritanya :
Minggu pagi, pukul 07:00 wib. Gue dibangunin ayah "Andres, bangun! Sekolah! Udah jam 7" Gue kaget stengah mati, gue bergegas ke kamar mandi, dan trus pake seragam sekolah dan capsusss... pergi kesekolah. Tepat di gerbang SMAN 1 Painan (sumbar). Gue bingung "kenapa sepi?". Gue pun melangkah kekantin sekolah, eh kantinnya juga nggak buka. Gue melamun dipintu kantin, Dan Akhirnya gue dihipnotis oleh para setan hihihihi *ketawasetan* Setan-setan menghipnotis gue agar pergi ke warnet terdekat. Gue ngikuti perintah dari setan-setan sialan itu, ya dari pada pulang kerumah, uang jajannya ditarik kembali sama ayah.
Tiga jam telah gue lalui diwarnet ini, dan gue pun pulang kerumah. Gue disambut meriah oleh ayah didepan pintu rumah "Kok pulang cepat?" tanya ayah. Gue menjawab gugup "eeh.. aa..nuu.. Gurunya lagi rapat, jadi siswa disuruh pulang duluan. "Oh gitu ya, kamu sadar nggak ndres?" tanya ayah lagi. Gue kembali bingung "Sadar apa?". "Ini hari minggu BEGO', kemana aja lo baru pulang sekarang, udah berani bohongi ayah ya?!". Fiuuuuuhhhhh... gue bergegas masuk rumah dan berlari masuk kamar.
Langganan:
Postingan (Atom)